Seorang engineer memang hakikatnya menguasai
ilmu fisika dan matematika, karena menjadi engineer tidak cukup hanya menjadi
penghayal dan menemukan ide-ide saja dan saat membuat nyata ide tersebut malah
menjadi ‘try and error’.
Ini terjadi, ketika tim kami membuat sebuah
mesin press. Dilihat dari disain sungguh sempurna, tapi ketika mulai dirancang
dan dijalankan, disana kami memiliki kesulitan, dimana saat silinder press
mulai menekan benda kerja, silinder tersebut tidak mampu menekan benda kerja
hingga maksimal, sehingga benda kerja menjadi rusak.
Nah, disinilah permasalahan kami. Kami
mencari-cari masalah yang membuat silinder press tidak bisa menekan benda kerja
dengan maksimal, sampai mengira-ngira “wah, sepertinya bagian ini kurang lurus”
“mungkin motornya yang bermasalah” “sepertinya ukuran silindernya tidak pas”
“olinya tidak bagus” “elektriknya mungkin bermasalah” “programnya bermasalah”
“katupnya harus diganti” dan dugaan lainnya.
Inilah yang terjadi ketika engineer tidak
mengerti fisika dan matematika. Memang lama-lama solusi akan ditemukan, tapi
jadinya kami malah memakan waktu yang lama dan lebih dari tanggal yang
ditentukan. Lebihnya tidak satu atau dua hari, tapi berminggu-minggu.
Jadi bagi calon engineer, tepatnya juga diri
saya pribadi, dari pengalaman ini, saya jadi termotivasi untuk belajar
dasar-dasar dari berbagai macam ilmu, seperti fisika, matematika, kimia dll. Bahkan
membaca buku SD-SMP-SMA saya pelajari ulang. Demi menjadi Real Engineer.
Aamiin.
No comments:
Post a Comment