Bermacam-macam alasan mereka kemukakan. Bisa
dikarenakan rumput tetangga lebih baik, kebosanan dalam berinteraksi atau
bahkan ada yang mengatakan hal semacam itu sudah pasti akan terjadi. Lalu saya
katakan "bagaimana dengan mereka yang bisa bertahan sampai tua
?"
jawabannya sederhana. "Buah hati"
Pasangan suami istri menghabiskan hidup
mereka dengan cara bertahan dengan ketidak bahagiaan. Ada seorang istri yang
mengatakan bahwa suaminya sering berprilaku kasar padanya, lalu ditanyakan
kepada istri tersebut "lalu mengapa anda masih bertahan ?" jawabannya
pun serupa "sudah terlanjur punya anak"
Saya yang awam pada saat itu merasakan
kengerian mengenai pernikahan. Sempat berfikir menunda pernikahan sampai saya
puas menjalani masa muda saya. Pernikahan hanya suatu yang lumrah tanpa tujuan,
hanya sebatas pelengkap dalam hidup pikir saya.
Tapi kenyataannya saya malah menikah pada
umur yang banyak orang mengatakan terlalu muda, bahkan orang tua sendiri pun
mengatakan seperti itu. Atau ada orang yang mengatakan terlalu berani. Tapi
saya tetap lakukan. Kenapa ?
Karena ILMU
Ilmu mengantarkan saya kepada sebuah hakikat
kehidupan, terutama hakikat pernikahan itu sendiri. Hakikat yang telah
ditetapkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, Allah Swt.
Ilmu mengantarkan saya untuk mengenal Islam
lebih dalam, yang ajarannya memenuhi fitrah manusia. Termasuk pernikahan,
dimana dalam pernikahan Islam mengajarkan agar sepasang suami istri selalu
memenuhi haknya masing-masing untuk selalu memperoleh kebahagiaan.
Ilmu mengantarkan saya kepada Rasulullah Saw,
yang menjadi sebaik-baiknya teladan. Terutama contoh-contoh beliau dalam
pernikahan yang penuh dengan kebahagiaan. Contoh dari Rasulullah Saw mematahkan
pemahaman "kebahagiaan pernikahan hanya seumur jagung".
Lihat saja sabda beliau untuk para suami
“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya ialah
yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baiknya kalian ialah yang terbaik kepada
isterinya” (Hadits Riwayat At-Tirmidzi).
“Janganlah seorang mukmin memarahi isterinya ataupun
seorang wanita beriman. Jika tidak suka terhadap salah satu sifatnya, maka
pasti ada sifat lainnya yang menyenangkan. Dunia ini adalah suatu kesenangan
yang sementara, dan sebaik-baik kesenangan di dunia adalah wanita yang
shalihah” (Hadits Riwayat Muslim).
Lihatlah betapa Islam begitu memuliakan posisi seorang istri. Diantara
orang-orang yang memiliki kesempurnaan iman ternyata ada yang lebih baik dari
itu, yaitu yang terbaik kepada istrinya. Masya Allah.
Itulah mengapa Islam menganjurkan untuk memilih pasangan dari agamanya.
Dari ketaatannya kepada yang menciptakannya. Karena bila kita memilih pasangan
selain dari agamanya, maka mustahil ia akan menjalankan perintah Allah dan
Rasul-Nya.
Mustahil dia akan menjalankan hadits-hadits diatas. Hadits-hadits di
atas menurutnya merugikan bila dilakukan. Tapi bagi orang beriman, bagi orang
yang taat, hanya mengetahui sesuatu berasal dari Allah dan Rasul-Nya maka ia
akan dengar dan taat.
Maka dari itu, saya selalu mengingatkan
kepada istri dan terutama diri sendiri, untuk selalu terus mencari ilmu, haus
akan ilmu. Agar diantara kita, selalu belajar menjadi pasangan terbaik, belajar selalu membahagiakan pasangan.
Bagi yang memiliki suami atau istri shaleh, bersyukurlah, karena diantara mereka selalu berusaha untuk taat atau menjalankan perintah Allah Swt dan Contoh Rasulullah Saw.
Yaitu, perintah untuk selalu membahagiakan dirimu.
Sekali lagi, Islam tidak mengenal kebahagiaan pernikahan seumur jagung, tapi kebahagiaan sampai Akhirat.
No comments:
Post a Comment