Guruku yang kucintai, pengalaman bersamamu tak akan pernah aku
lupakan. Karena pada saat itu, aku disana hadir merasakan sebagai siswa yang
menunggu ilmu darimu, namun tak juga kau berikan padaku.
Saat itu aku termasuk siswa yang tidak mengerti bagaimana menambah
ilmu, selain engkau yang memberikannya pada waktu-waktu formal. Karena diluar
itu, lingkunganku mengajak pada kegiatan yang hanya mendapatkan kesenangan
saja.
Tapi asal engkau tau, walaupun kau hanya hadir dua kali dalam satu
tahun mengajarmu, aku tetap mencintai ilmu. Apa lagi materi ajarmu, yang saat
itu sama sekali aku tidak mengerti. Dan kini aku sangat mencintai materi itu.
Kemana saja engkau saat itu, aku terus membayarmu setiap bulan,
tapi engkau tak hadir juga. Ah.. atau engkau mengerti kami yang senang mengisi
waktu belajar kami di sekolah dengan kegiatan olahraga futsal, agar kami sehat
? atau lebih suka kami menggunakan waktu belajar dengan mengistirahatkan badan
kami di ruang kelas ?
Memang saat itu kami senang melakukannya. Tapi saat ini aku sadar
bahwa ilmu itu sangat penting. Memang salahku juga saat itu, tidak memanfaatkan
waktu dengan baik sebagai pelajar. Tapi saat itu sama sekali tidak ada yang
memberitahu bahwa ilmu itu penting padaku. Yang aku tau hanya belajar, belajar
dan belajar. Kesekolah ya belajar. Tapi tidak ada yang memberi tahu untuk apa
belajar ?
Guruku, seandainya saat itu aku tahu ilmu itu penting. Tidak
masalah bagiku engkau hadir atau tidak dalam kelas. Tapi aku akan menggunakan
segala cara agar mendapatkan ilmu itu, bahkan akan aku kejar kerumahmu.
Tapi sudahlah, saat itu aku tidak sadar.
Orang tua memang berperan penting dalam masalah pendidikan anaknya,
itu sudah pasti. Tapi guruku, bukankah orangtuaku sudah mempercayakan
pendidikan anaknya padamu? Karena beliau tau engkau lebih berpendidikan
daripadanya?
No comments:
Post a Comment