Seyakin-yakin nya kita terhadap kemampuan diri, misalkan kita adalah seorang dokter, lalu ada seorang pasien meminta untuk
diobati esok hari, lantas kita yakin dan mengatakan “Baik, besok saya bisa
mengobati anda”, karena melihat kondisi kita yang memungkinkan untuk
melakukannya.
Tetap hal seperti ini tidak diperbolehkan dalam Islam. Karena
tetap, esok hari adalah sesuatu yang ghaib, masa depan yang belum diketahui
oleh kita sebagai manusia. Maka Islam mengajarkan kita untuk menambahkan
kalimat “In shaa Allah” (Jika Allah Menghendaki).
Hal tersebut sebagai bentuk penghambaan dan
keyakinan kita terhadap Allah, karena kehendak Allah sajalah semua hal bisa
terjadi.
“Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu. ‘Aku
pasti melakukan itu besok pagi’. Kecuali (dengan mengatakan), ‘In shaa Allah’.
Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah ‘Mudah-mudahan
Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku lebih dekat (kebenarannya)
dari pada ini”
(QS. Al-Kahfi
:23-34)
Seperti menurut riwayat, ada beberapa orang
Quraisy bertanya kepada Nabi Muhammad saw. tentang Ashabul Kahfi dan kisah
Zulkarnain, lalu beliau menjawab, “datanglah besok pagi kepadaku agar aku
ceritakan kepadamu”.
Dan Beliau tidak mengucapkan In Shaa Allah, Tapi rupanya
sampai besok harinya wahyu terlambat datang untuk menceritakan hal-hal tersebut
dan Nabi tidak bisa menjawabnya.
Maka turunlah ayat 23-24 diatas. Sebagai
pelajaran kepada Nabi, Allah mengingatkan pula bilamana lupa menyebut In Shaa
Allah haruslah segera mengucapkannya kemudian.
No comments:
Post a Comment